Suatu waktu Ibunda Nasrul Abit, Hj. Syamsinar usia 87 tahun, sore itu tampil sederhana bersahaja diatas kursi roda yang beliau pakai untuk bergerak kesana-kemari karena kakinya tidak sanggup lagi bisa menahan tubuhnya untuk berdiri. Ada terasa sakit pada persendian tulang, dirumahnya Air Haji Kabupaten pesisir selatan, Minggu (3/6/2018).
Walau memasuki usia yang mulai renta, Ibunda Hj. Syamsinar terlihat ceria dan bahagia saat sosok anaknya yang ditunggu-tunggu Nasrul Abit datang menghampiri sambil bersalam santun kepadanya. “Mak ambo datang, lai sehat amak kini..? ,” ujar Nasrul Abit Spontan.
“Alhamdulillah nak, Asrul.. waang lai sehat juo nak..?! “, katanya membalas. Telihat suasana haru sesaat antara ibu dan anak saling melepas kangen, sosok ibu yang menyayangi anak dan sosok anak yang santun dan menghormati ibundanya.
Ketika media bertanya kepada Hj. Syamsinar, tentang nasehat apa yang diberikan kepada sosok Nasrul Abit, ia heran sejenak dan binggung mau jawab apa, namun ia menjawab menatap dalam-dalam.
“Kami dulu orang susah nak, hidup dalam serba kekurangan, untuk makan saja susah, hari ini reski Allah datang, Nasrul Abit menjadi orang berhasil kata banyak orang. Amak senang dan bahagia, hanya satu pesan jangan pernah lupakan orang tua sepanjang hidupmu, karena hidup mesti saling berbagi kasih dan sayang,” ujarnya ada senduan kata dan air mata haru ibu Syamsinar.
Ibunda ini juga mengisahkan, dari tujuh orang anaknya, sosok Nasrul Abit sejak dahulu memang anak yang gigih bersekolah. Ia dapat didikan disiplin dari ayahnya yang keras dan tegas. Tidak ada tawar menawar, untuk mengaji dan ibadah sholat menjadi perhatian setiap hari.
Pernah ia lalai sekali lalu dapat marah besar dari ayahnya, tapi hanya sekali itu Nasrul Abit anak baik dan santun ini, tetap menyayangi ayah, ibu dan saudara-saudaranya hingga hari ini, walau ayah dan satu saudaranya sudah mendahului kami, doa dan permintaan ampun selalu diungkapkan kepada Illahi, kata ibu yang telah melahirkan Nasrul Abit dan 6 saudaranya yang lain.
Ibu Hj. Syamsinar ini, juga mengungkapkan dahulu susah makan, air matanya seketika berlinang. Nasrul Abit pernah berhenti sekolah karena tidak ada uang, makan saja sulit dan hanya dengan mengolah sagu yang ada di ladang. Anak tujuh semua tak bisa sekolah, hanya satu Nasrul Abit yang bersekolah karena kegigihannya.
Nasrul Abit, Ia anak yang pandai berteman, santun sama orang tua, dimana-mana ada temannya, suka bermain bola, namun ia tak pernah melalaikan sholatnya. Ayahnya H. Abit yang dahulu menjalani kehidupan nelayan yang begitu sulit dan kerasnya ombak badai akhirnya berpindah profesi menjadi petani peladang dengan segala macam tanaman, sayur, cabe, tomat, bawang, sawah dan sebagainya juga menjadi guru mengaji dan imam di masjid Da'watul Iman Labuhan Tanjak Air Haji, itu sekitar tahun 1980 an.
Bagi amak nak, Nasrul Abit sosok anak yang tahu diri, ia sayang keluarga, ia pun menjadi kesayangan banyak orang dan selain bekerja dengan gigih, dia selalu menjadi juara pada setiap permainan dimasa kecil dan termasuk dalam bersekolah dengan gigih mendapat nilai terbaik 2 hasil ujian akhir SD se Air Haji tahun 1969.
Amak akan selalu mendokan Nasrul Abit, menjadi anak yang baik, semoga Asrul menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana, serta disenangi banyak orang, seru doa ibunda Hj. Syamsinar.(zrd)
sumber : https://www.semangatnews.com/doa-ibunda-hj-syamsinar-antar-nasrul-abit-berhasil/
facebook : pengabdian nasrul abit